FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR BANGUNAN BERDASARKAN KRITERIA DESAIN DAN PEMBEBANAN
Materi Ajar
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur
1. Kriteria desain struktur
Untuk
melakukan desain dan analisis struktur perlu ditetapkan kriteriayang dapat digunakan
untuk menentukan bahwa struktur sesuai denganmanfaat penggunaannya. Beberapa
kriteria desain struktur:
a.
Kemampuan layan (serviceability)
Struktur
harus mampu memikul beban rancangan secara aman, tanpakelebihan tegangan pada
material dan mempunyai batas deformasidalam batas yang diizinkan. Kemampuan
layan meliputi:
− Kriteria kekuatanyaitu pemilihan dimensi
serta bentuk elemenstruktur pada taraf yang dianggap aman sehingga
kelebihantegangan pada material (misalnya ditunjukkan adanya keratakan)tidak
terjadi.
− Variasi
kekakuan strukturyang berfungsi untuk mengontrol deformasi yang
diakibatkan oleh beban. Deformasi merupakanperubahan bentuk bagian struktur
yang akan tampak jelas olehpandangan mata, sehingga sering tidak diinginkan
terjadi. Kekakuansangat tergantung pada jenis, besar, dan distribusi bahan
padasistem struktur.Untuk mencapai kekakuan struktur seringkalidiperlukan
elemen struktur yang cukup banyak bila dibandingkanuntuk memenuhi syarat
kekuatan struktur.
− Gerakan
pada struktur yang juga berkaitan
dengan deformasi.Kecepatan dan percepatan aktual struktur yang memikul
bebandinamis dapat dirasakan oleh pemakai bangunan, dan dapatmenimbulkan rasa
tidak nyaman. Pada struktur bangunan tinggiterdapat gerakan struktur akibat
beban angin. Untuk itu diperlukankriteria mengenai batas kecepatan dan
percepatan yang diizinkan.Kontrol akan tercapai melalui manipulasi kekakuan
struktur dankarakteristik redaman.
b. Efisiensi
Kriteria
efisiensi mencakup tujuan untuk mendesain struktur yang relatiflebih
ekonomis.Indikator yang sering digunakan pada kriteria ini adalahjumlah
material yang diperlukan untuk memikul beban. Setiap sistemstruktur dapat
memerlukan material yang berbeda untuk memberikankemampuan layan struktur yang
sama. Penggunaan volume yangminimum sebagai kriteria merupakan konsep yang
penting bagi arsitekmaupun perencana struktur.
c. Konstruksi
Tinjauan
konstruksi juga akan mempengaruhi pilihan struktural.Konstruksi merupakan
kegiatan perakitan elemen-elemen atau materialmaterial struktur. Konstruksi
akan efisien apabila materialnya mudahdibuat dan dirakit. Kriteria konstruksi
sangat luas mencakup tinjauantentang cara atau metode untuk melaksanakan
struktur bangunan, sertajenis dan alat yang diperlukan dan waktu penyelesaian.
Pada umumnyaperakitan dengan bagian-bagian yang bentuk dan ukurannya
mudahdikerjakan dengan peralatan konstruksi yang ada merupakan hal
yangdikehendaki.
d. Ekonomis
Harga
merupakan faktor yang menentukan pemilihan struktur.Konsepharga berkaitan
dengan efisiensi bahan dan kemudahanpelaksanaannya. Harga total seuatu struktur
sangat bergantung padabanyak dan harga material yang digunakan, serta biaya
tenaga kerjapelaksana konstruksi, serta biaya peralatan yang diperlukan
selamapelaksanaan.
e. Lain-lain
Selain
faktor yang dapat diukur seperti kriteria sebelumnya, kriteriarelatif yang
lebih subyektif juga akan menentukan pemilihan struktur.lingkup pekerjaan dan
peraturan bangunan128. Peran struktur untuk menunjang tampilan dan estetika
oleh perancangatau arsitek bangunan termasuk faktor yang juga sangat penting
dalampertimbangan struktur.
B. Pembebanan pada Struktur
Dalam
melakukan analisis desain suatu struktur, perlu ada gambaranyang jelas mengenai
perilaku dan besar beban yang bekerja pada struktur.Gambar 3.12, menunjukan diagram
beban-beban yang harus diperhatikandan cara untuk menentukan karakteristiknya.
Perencanaan pembebanan diIndonesia diatur melalui SNI 03-1727-1989-F, Tata cara perencanaanpembebanan untuk rumah
dan gedung.
Gambar
3.12. Skema pembebanan struktur
Sumber:
Schodek, 1999
Hal
penting yang mendasar adalah pemisahan antara beban-bebanyang bersifat statis
dan dinamis.
·
Gaya statis adalah gaya
yang bekerja secara terus-menerus pada struktur. Deformasi ini akan mencapai
puncaknya apabila gaya statismaksimum.
·
Gaya dinamis adalah
gaya yang bekerja secara tiba-tiba dan/atau kadang-kadang pada struktur. Pada
umumya mempunyai karakterisitik besar dan lokasinya berubah dengan cepat.
Deformasistruktur akibat beban ini juga berubah-ubah secara cepat. Gaya dinamis
dapat menyebabkan terjadinya osilasi pada struktur hingga deformasi puncak
tidak terjadi bersamaan dengan terjadinya gaya terbesar
a) Gaya-gaya Statis
Gaya-gaya statis pada umumnya dapat
dibagi lagi menjadi beban mati, beban hidup, dan beban akibat penurunan atau
efek termal.
• Beban Mati adalah beban-beban yang
bekerja vertikal ke bawahpada struktur dan mempunyai karakteristik bangunan,
seperti misalnyapenutup lantai, alat mekanis, partisi yang dapat dipindahkan,
adalah beban mati.Berat eksak elemen-elemen ini pada umumnya diketahui atau
dapatdengan mudah ditentukan dengan derajat ketelitian cukup tinggi.Semuametode
untuk menghitung beban mati suatu elemen adalah didasarkan ataspeninjauan berat
satuan material yang terlihat dan berdasarkan volumeelemen tersebut.Berat
satuan (unit weight) material secara empiris telahditentukan dan telah banyak
dicantumkan tabelnya pada sejumlah sumberuntuk memudahkan perhitungan beban
mati.
• Beban hidup adalah beban-beban yang bisa
ada atau tidak adapada struktur untuk suatu waktu yang diberikan. Meskipun
dapat berpindahpindah,beban hidup masih dapat dikatakan bekerja secara
perlahan-lahanpada struktur. Beban penggunaan (occupancy loads) adalah beban
hidup.Yang termasuk ke dalam beban penggunaan adalah berat manusia,perabot, barang
yang disimpan, dan sebagainya.
Dalam peraturan pembebanan Indonesia,
beban hidup meliputi:
− Beban hidup pada lantai gedung
·
Beban sudah termasuk
perlengkapan ruang sesuai dengankegunaan ruang yang bersangkutan, serta dinding
pemisah ringan dengan berat tidak lebih 100 kg/m2. Beban untukperlengkapan
ruang yang berat harus ditentukan tersendiri.
·
Beban tidak perlu
dikalikan koefisien kejut
·
Beban lantai untuk
bangunan multi guna harus menggunakanbeban terberat yang mungkin terjadi
− Beban hidup pada atap bangunan
·
Untuk bagian atap yang
dapat dicapai orang harus digunakanminimum sebesar 100 kg/m2 bidang datar
·
Untuk beban akibat air
hujan sebesar (40 – 0.8 α) kg/m2, denganα adalah sudut kemiringan atap bila
kurang dari 50°.
·
Beban terpusat untuk
pekerja dan peralatan pemadamkebakaran sebesar minimum 100 kg.
·
Bagian tepi atap yang
terkantilever sebesar minimum 200 kg.
·
Pada bangunan tinggi
yang menggunakan landasan helikopterdiambil sebesar 200 kg/m2 .
b) Beban Angin
Struktur
yang berada pada lintasan angin akan menyebabkan anginberbelok atau dapat
berhenti. Sebagai akibatnya, energi kinetik angin akanber-ubah bentuk menjadi
energi potensial yang berupa tekanan atau isapanpada struktur. Besar tekanan
atau isapan yang diakibatkan oleh angin padasuatu titik akan bergantung pada
kecepatan angin, rapat massa udara,lokasi yang ditinjau pada struktur, perilaku
permukaan struktur, bentukgeometris, dimensi dan orientasi struktur.
Apabila suatu fluida seperti udara
mengalir di sekitar suatu benda,akan terladi pola arus kompleks di sekitar
benda tersebut. Perilaku dan kerumitan pola aliran itu bergantung pada bentuk
benda.Aliran dapatberupa aliran laminer, dapat pula turbulen.Gaya yang bekerja
pada bendasebagai hasil dari gangguan pada aliran tersebut dapat berupa tekanan
atauisapan. Semakin langsing suatu benda, akan semakin kecil gaya reaksiyang
diberikannya dalam arah berlawanan dengan arah angin bergerak,seperti pada
Gambar 3.13.
Gambar
3.13. Aliran angin di sekitar bangunan
Sumber:
Schodek, 1999
tekanan negatif atau hisapan yang
bekerja tegak lurus pada bidang bidang.
− Tekanan tiup
·
Pada kondisi umum
diambil rata-rata 25 kg/m2
·
Di laut dan tepi laut
sampai sejauh 5 km minimum 40 kg/m2
·
Pada daerah dengan
kecepatan angin besar digunakanperhitungan tekanan sebesar: V2 / 16 (kg/m2),
dengan v adalahkecepatan yang ditentukan oleh instansi yang berwenang
·
Pada bentuk cerobong
ditentukan: (42,5 + 0,6 h) kg/m2, dengan hadalah tinggi cerobong
·
Apabila bangunan
terlindung dari angin dapat dikalikan dengankoefisien reduksi sebesar
0,5.Koefisien angin, berdasarkan posisi dan kondisi bangunan sepertipada Tabel
3.3.
c) Beban Gempa
Gempa
bumi adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengankejutan pada kerak
bumi.Kejutan yang berkaitan dengan benturan tersebutakan menjalar dalam bentuk
gelombang.Gelombang ini menyebabkanpermukaan bumi dan bangunan di atasnya
bergetar.
Pada
saat bangunan bergetar, timbul gaya-gaya pada strukturbangunan karena adanya
kecenderungan massa bangunan untukmempertahankan dirinya dari gerakan. Gaya
yang timbul ini disebut gayainersia. Besar gaya-gaya tersebut bergantung pada
banyak faktor. Massabangunan merupakan faktor yang paling utama karena gaya
tersebutmelibatkan inersia. Faktor lain adalah cara massa tersebut
terdistribusi,kekakuan struktur, kekakuan tanah, jenis pondasi, adanya
mekanismeredaman pada bangunan, dan tentu saja perilaku dan besar getaran
itusendiri. Perilaku dan besar getaran merupakan aspek yang sulit
ditentukansecara tepat karena sifatnya yang acak (random), sekalipun kadang
kaladapat ditentukan juga.Gerakan yang diakibatkan tersebut berperilaku
tigadimensi.Gerakan tanah horisontal biasanya merupakan yang terpentingdalam
tinjauan desain struktural.
Massa
dan kekakuan struktur, yang juga periode alami dari getaranyang berkaitan,
merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi responskeseluruhan struktur
terhadap gerakan dan besar serta perilaku gaya-gayayang timbul sebagai akibat
dari gerakan tersebut. Salah satu cara untukmemahami fenomena respons yang
terlihat dapat diperhatikan terlebihdahulu bagaimana suatu struktur kaku
memberikan respons terhadapgetaran sederhana gedung. Strukturnya cukup
fleksibel, seperti yangumumnya terdapat pada semua struktur gedung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar