PENDAHULUAN
KATA
PENGANTAR
Modul
dengan kompetensi memahami Analisis Struktur Rangka Sederhana ini merupakan bahan
ajar yang digunakan sebagai panduan siswa Sekolah Menengah Kejuruan bidang keahlian
Teknik Bangunan. Dalam modul ini dijelaskan mengenai mekanisme gaya rangka batang
: stabilitas dan gaya batang, dan memahami metoda analisis struktur sederhana.
Sehingga
dengan modul ini diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar tanpa harus
banyak dibantu oleh guru pembimbing/instruktur. Melalui modul ini diharapkan siswa
dan guru dapat terbantu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar didalam sekolah.
Padang,
Maret 2014
Penyusun
PETUNJUK
PENGGUNAAN MODUL
1. Pelajarilah kegiatan belajar
dalam modul ini secara berurutan karena kegiatan belajar disusun berdasarkan urutan
yang perlu dilalui.
2. Usahakan kegiatan belajar
dan latihan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Bertanyalah kepada
guru/pembimbing anda bila mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar maupun
kegiatan latihan.
4. Anda dapat menggunakan buku
lain yang sejenis bila dalam modul ini kurang jelas.
TUJUAN AKHIR MODUL
Setelah mempelajari modul
ini diharapkan :
a. Siswa dapat memahami mekanisme gaya rangka batang pada
struktur sederhana.
b. Siswa dapat memahami analisis rangka batang :stabilitas dan
rangka batang.
Uraian Materi
Rangka batang adalah susunan
elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga
menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk bila diberi beban
eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya. Setiap
elemen tersebut dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan sambungan sendi.
Sedangkan batang-batang tersebut dihubungkan sedemikian rupa sehingga semua
beban dan reaksi hanya terjadi pada titik hubung.
1. Prinsip – prinsip Umum Rangka Batang
a. Prinsip Dasar Triangulasi
Prinsip utama yang mendasari
penggunaan rangka batang sebagai struktur pemikul beban adalah penyusunan
elemen menjadi konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. Pada
bentuk segiempat atau bujursangkar, bila struktur tersebut diberi beban, maka
akan terjadi deformasi masif dan menjadikan struktur tak stabil. Bila struktur
ini diberi beban, maka akan membentuk suatu mekanisme runtuh (collapse),
sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut ini. Struktur yang demikian
dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa adanya perubahan pada panjang setiap
batang. Sebaliknya, konfigurasi segitiga tidak dapat berubah bentuk atau
runtuh, sehingga dapat dikatakan bahwa bentuk ini stabil.
Pada struktur stabil, setiap
deformasi yang terjadi relatif kecil dan dikaitkan dengan perubahan panjang
batang yang diakibatkan oleh gaya yang timbul di dalam batang sebagai akibat
dari beban eksternal. Selain itu, sudut yang terbentuk antara dua batang tidak
akan berubah apabila struktur stabil tersebut dibebani. Hal ini sangat berbeda
dengan mekanisme yang terjadi pada bentuk tak stabil, dimana sudut antara dua
batangnya berubah sangat besar.
Pada struktur stabil, gaya eksternal
menyebabkan timbulnya gaya pada batang-batang. Gaya-gaya tersebut adalah gaya
tarik dan tekan murni. Lentur (bending) tidak akan terjadi selama gaya
eksternal berada pada titik nodal (titik simpul). Bila susunan segitiga dari
batang-batang adalah bentuk stabil, maka sembarang susunan segitiga juga
membentuk struktur stabil dan kukuh. Hal ini merupakan prinsip dasar penggunaan
rangka batang pada gedung. Bentuk kaku yang lebih besar untuk sembarang
geometri dapat dibuat dengan memperbesar segitiga-segitiga itu. Untuk rangka
batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya timbul
gaya tekan, dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik atau
tekan ini dapat timbul pada setiap batang dan mungkin terjadi pola yang
berganti-ganti antara tarik dan tekan.
Gambar. Rangka Batang dan Prinsip-prinsip Dasar
Triangulasi
Sumber:
Schodek, 1999
Penekanan pada prinsip struktur
rangka batang adalah bahwa struktur hanya dibebani dengan beban-beban terpusat
pada titik-titik hubung agar batang-batangnya mengalami gaya tarik atau tekan.
Bila beban bekerja langsung pada batang, maka timbul pula tegangan lentur pada
batang itu sehingga desain batang sangat rumit dan tingkat efisiensi menyeluruh
pada batang menurun.
b. Analisa Kualitatif Gaya Batang
Perilaku gaya-gaya dalam setiap
batang pada rangka batang dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan dasar
keseimbangan. Untuk konfigurasi rangka batang sederhana, sifat gaya tersebut
(tarik, tekan atau nol) dapat ditentukan dengan memberikan gambaran bagaimana
rangka batang tersebut memikul beban. Salah satu cara untuk menentukan gaya
dalam batang pada rangka batang adalah dengan menggambarkan bentuk deformasi
yang mungkin terjadi. Mekanisme gaya yang terjadi pada konfigurasi rangka
batang sederhana dapat dilihat pada Gambar dibawah. Metode untuk menggambarkan
gaya-gaya pada rangka batang adalah berdasarkan pada tinjauan keseimbangan
titik hubung. Secara umum rangka batang kompleks memang harus dianalisis secara
matematis agar diperoleh hasil yang benar.
2. Analisa Rangka Batang
a. Stabilitas
Langkah pertama pada analisis rangka
batang adalah menentukan apakah rangka batang itu mempunyai konfigurasi yang
stabil atau tidak. Secara umum, setiap rangka batang yang merupakan susunan
bentuk dasar segitiga merupakan struktur yang stabil. Pola susunan batang yang
tidak segitiga, umumnya kurang stabil. Rangka batang yang tidak stabil dan akan
runtuh apabila dibebani, karena rangka batang ini tidak mempunyai jumlah batang
yang mencukupi untuk mempertahankan hubungan geometri yang tetap antara titik-titik
hubungnya.
Penting untuk menentukan apakah
konfigurasi batang stabil atau tidak stabil. Keruntuhan total dapat terjadi
bila struktur tak stabil terbebani. Pola yang tidak biasa seringkali
menyulitkan penyelidikan kestabilannya. Pada suatu rangka batang, dapat
digunakan batang melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk mencapai
kestabilan. Untuk menentukan kestabilan rangka batang bidang, digunakan
persamaan yang menghubungkan banyaknya titik hubung pada rangka batang dengan
banyaknya batang yang diperlukan untuk mencapai kestabilan.
Aspek lain dalam stabilitas adalah
bahwa konfigurasi batang dapat digunakan untuk menstabilkan struktur terhadap
beban lateral. Gambar dibawah menunjukan cara menstabilkan struktur dengan
menggunakan batangbatang kaku (bracing). Kabel dapat digunakan sebagai
pengganti dari batang kaku, bila gaya yang dipikul adalah gaya tarik saja.
Tinjauan stabilitas sejauh ini beranggapan bahwa semua elemen rangka batang
dapat memikul gaya tarik dan tekan dengan sama baiknya. Elemen kabel tidak
dapat memenuhi asumsi ini, karena kabel akan melengkung bila dibebani gaya
tekan. Ketika pembebanan datang dari suatu arah, maka gaya tekan atau gaya
tarik mungkin timbul pada diagonal, sesuai dengan arah diagonal tersebut. Suatu
struktur dengan satu kabel diagonal mungkin tidak stabil. Namun bila kabel
digunakan dengan sistem kabel silang, dimana satu kabel memikul seluruh gaya
horisiontal dan kabel lainnya menekuk tanpa menimbulkan bahaya terhadap
struktur, maka kestabilan dapat tercapai.
b. Gaya Batang
Prinsip yang mendasari teknik
analisis gaya batang adalah bahwa setiap struktur atau setiap bagian dari
setiap struktur harus berada dalam kondisi seimbang. Gaya-gaya batang yang
bekerja pada titik hubung rangka batang pada semua bagian struktur harus berada
dalam keseimbangan, seperti pada Gambar dibawah. Prinsip ini merupakan kunci
utama dari analisis rangka batang.
Gambar. Diagram gaya-gaya batang yang bekerja
pada titik hubung
Sumber:
Schodek, 1999
c. Metode Analisis Rangka Batang
Beberapa metode digunakan untuk
menganalisa rangka batang. Metode-metode ini pada prinsipnya didasarkan pada
prinsip keseimbangan. Metode-metode yang umum digunakan untuk analisa rangka
batang adalah sebagai berikut :
1.
Keseimbangan Titik Hubung pada Rangka Batang
Pada analisis rangka batang dengan
metode titik hubung (joint), rangka batang dianggap sebagai gabungan
batang dan titik hubung. Gaya batang diperoleh dengan meninjau keseimbangan
titik-titik hubung. Setiap titik hubung harus berada dalam keseimbangan.
2.
Keseimbangan Potongan
Prinsip yang mendasari teknik
analisis dengan metode ini adalah bahwa setiap bagian dari suatu struktur harus
berada dalam keseimbangan. Dengan demikian, bagian yang dapat ditinjau dapat
pula mencakup banyak titik hubung dan batang. Konsep peninjauan keseimbangan
pada bagian dari suatu struktur yang bukan hanya satu titik hubung merupakan
cara yang sangat berguna dan merupakan dasar untuk analisis dan desain rangka
batang, juga banyak desain struktur lain.
Perbedaan antara kedua metode
tersebut di atas adalah dalam peninjauan keseimbangan rotasionalnya. Metode
keseimbangan titik hubung, biasanya digunakan apabila ingin mengetahui semua
gaya batang. Sedangkan metode potongan biasanya digunakan apabila ingin
mengetahui hanya sejumlah terbatas gaya batang.
Gaya Geser dan Momen pada Rangka
Batang Metode ini merupakan cara khusus untuk meninjau bagaimana rangka batang
memikul beban yang melibatkan gaya dan momen eksternal, serta gaya dan momen
tahanan internal pada rangka batang.
Agar keseimbangan vertikal potongan
struktur dapat dijamin, maka gaya geser eksternal harus diimbangi dengan gaya
geser tahanan total atau gaya geser tahanan internal (VR), yang besarnya
sama tapi arahnya berlawanan dengan gaya geser eksternal. Efek rotasional total
dari gaya internal tersebut juga harus diimbangi dengan momen tahanan internal
(MR) yang besarnya sama dan berlawanan arah dengan momen lentur
eksternal. Sehingga memenuhi syarat keseimbangan, dimana :
ME = MR atau ME
– MR = 0
Sumber :
Ariestadi, Dian, 2008, Teknik Struktur Bangunan Jilid 2
untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 181 –
193.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar